Movie Reviews that I like and don't like

 

Halo di tugas kali ini, saya akan menjelaskan salah satu film yang saya sukai dan film yang tidak saya sukai. Baik saya akan mulai menjelaskan dari salah satu film yang saya sukai.



BEN & JODY (2022)

 







Film Ben & Jody adalah salah satu film Indonesia bergenre Aksi, film ini diproduksi oleh Visinema pada tahun 2022. Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan ditulis oleh Dee Lestari. Film ini mengangkat isu yang ada di Indonesia yaitu Deforestasi. Dimana hal ini kerap terjadi pada desa-desa yang berada di Indonesia. Cerita ini berawal dari Ben yang berhenti dari Filosofi Kopi untuk pulang kampung dan membela para petani kopi untuk merebut tanah mereka yang diambil alih oleh perusahaan. Namun disela – sela aksinya tersebut Ben diculik oleh para Pembalak Liar disamping itu Jody mencari Ben yang menghilang tanpa kabar. Lalu Jody pun menemukan Ben dikurungan yang ada dikamp Para Pembalak Liar. Darisitulah petualangan mereka dimulai, mereka berdua mencari jalan untuk pulang hingga ia nyasar kesebuah desa yaitu Desa Wanareja, mereka bertemu warga disana dan berjuang besama sama untuk mengalahkan para pembalak liar dan menyelamatkan warga desa lainnya.

Alasan saya memilih film ini karena plot yang diangkat dalam film ini tidak hanya satu namun juga adanya plot yang diangkat dari isu yang beredar di masyarakat Indonesia, dan plot dibungkus dengan baik dan menarik sehingga para penonton dibuat untuk lebih peduli dengan apa yang terjadi di masyarakat. Lalu kemudian, adanya plot tentang persahabatan sejati antara Ben & Jody yang membuat kita para penonton dapat mengerti dan mempelajari arti persahabatan, kemudian film ini juga mengangkat cerita tentang kakak beradik yang ingin menyelamatkan ayahnya. Kemudian setiap karakter pada film ini pun di rancang dengan matang sehingga kita para penonton dapat melihat dan memahami setiap karakter. Kemudian wardrobe yang digunakan pada film ini juga disesuaikan dengan setting yang ada pada film. Menurut hasil riset, wardrobe yang digunakan pada film ini terinspirasi dari pakaian masyarakat dari suku bugis dan tenger namun dengan pewarnaan yang biasa ditemui di masyarakat suku nias dan dayak. Hal ini yang dapat mendukung jalannya cerita dan setting yang ada pada film ini. Kemudian setting yang ada di film juga sangat menarik untuk dibahas dimana mereka syutting ditengah hutan dan membangun sebuah desa yaitu desa Wanareja.



Source: https://www.youtube.com/watch?v=sR4jKCO0wL0&t=13s

Desa Wanareja adalah salah satu set yang dibangun untuk film Ben & Jody. Menurut hasil riset, Desa ini terinspirasi dari Desa dari Kampung Naga dan Desa yang ada di Nias. Desa Wanareja adalah desa pedalaman yang jauh dari teknologi. Lalu ada beberapa setting lagi seperti di hutan belantara dan kamp para pembalak liar yang disetting menyerupai kamp para pembalak sesungguhnya. Kemudian salah satu yang membuat saya tambah suka dengan film ini adalah persenjataan ayng digunakan dalam film. Ini membuat saya ingin memberikan applause untuk film ini, karena film ini sangat memikirkan hal hal kecil seperti persenjataan yang digunakan dalam film. Colourgrading pada film ini sangat mendukung situasi kondisi yang ada pada film. Serta backsound yang digunakan pun mendukung suasana aksi pada film ini. Lalu menurut hasil riset , aksi action pada film seperti penembakan, mereka lakukan secara manual tanpa CGI. Kemudian koreografi pada film ini sangatlah apik sehingga kesan actionya sangatlah bagus dan menarik.Kemudian film ini juga terdapat beberapa pesan moral yang saya dapatkan baik dari kisah persahabatan,semangat dan ambisinya hingga kisah kekeluargaanya.

Baik itu dia salah satu film yang saya sukai, selanjutnya saya akan menjelaskan film yang saya tidak sukai yaitu Star Wars The Rise of Skywalker.

Star Wars The Rise of Skywalker (2019)

Star Wars The Rise of Skywalker adalah sebuah film opera luar angkasa epik Amerika tahun 2019 yang  disutradarai oleh J. J. Abrams. Diproduksi oleh Lucasfilm dan perusahaan produksi Abrams, Bad Robot Productions. Star Wars The Rise of Skywalker ditayangkan perdana di Los Angeles pada 16 Desember 2019, dan dirilis di Amerika Serikat pada 20 Desember. Film ini menjadi film terlaris ketujuh tahun 2019. Film Star Wars The Rise of Skywalker merupakan film ketiga dari trilogi sekuel Star Wars setelah The Force Awakens (2015) dan The Last Jedi (2017). Dan film Star Wars The Rise of Skywalker ini juga merupakan episode kesembilan dari keseluruhan franchise Star Wars sekaligus bagian penutup untuk "Skywalker saga.”

Cerita dalam film ini masih berkutat dengan pertarungan yang melelahkan antara dark side dan light side. Kaum perlawanan atau The Resistance pimpinan Princess Leia (Carrie Fisher) yang selamat sekali lagi akan menghadapi First Order dalam sebuah saga final yang akan menentukan nasib mereka. Baca juga: Star Wars: The Rise of Skywalker, Adegan Princess Leia hingga Kesedihan Oscar Isaac Dari semua yang tersisa, Princess Leia meminta bala bantuan kepada seluruh penghuni galaksi. Jumlah mereka pun bertambah dengan armada yang cukup kuat. Akan tetapi, yang mengejutkan adalah sosok Emperor Palpatine yang ternyata masih hidup. Padahal, sebelumnya ia telah dibunuh oleh muridnya sendiri. akhirnya cerita dalam Star Wars: The Rise Of Skywalker menampilkan perjuangan apik antara light side dan dark side, yakni Rey dan Kylo Ren (Adam Driver). Seperti diketahui, Rey yang menjadi Jedi generasi terbaru menolak ajakan Kylo Ren untuk bergabung ke Dark Side. Hal inilah yang membuat Kylo Ren naik pitam, padahal ia semula sempat simpati pada Rey. Baca juga: Oscar Isaac: Star Wars adalah Fenomena Budaya Dalam Star Wars: The Rise Of Skywalker, pengejaran Kylo Ren terhadap Rey akan menjadi pemandangan tersendiri yang menyerukan

Alasan saya tidak menyukai film ini adalah pada bagian plot, menurut saya plot yang ada pada film ini terlalu rumit dan panjang. Kemudian menurut saya, plot pada film ini juga menyimpang dari tema aslinya sehingga ketidakjelasan latar belakang pada film ini tampak terlihat. Dan menurut saya, plot pada film ini terkesan tidak nyambung dari film sebelumnya. Lalu penggunaan CGI pada film ini terkesan berlebihan sehingga penonton merasa terganggu contohnya pada karakter Yoda dan tampilan digital lainnya. Kemudian karakter pada film ini tidak sesuai dengan film sebelumnya. Banyaknya perubahan sifat karakter pada film ini membuat para penonton yang mengikutinya merasa kebingungan. Kemudian adanya beberapa karakter-karakter baru yang tidak diperdalam sehingga saya sebagai penonton tidak mengetahui sifat dan tujuan karakter tersebut dalam film. Kemudian adanya penggulangan dialog dialog yang sudah ada pada film film sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Film : Coco (2017)

Review Film : Everything Everywhere All At Once (2022)