Analisis Film : Coco (2017)



Film animasi Coco (2017). Film ini dirilis pada tanggal 20 Oktober 2017. Film ini diproduksi oleh Darla K. Anderson dan disutradarai oleh Lee Unkrich. Film yang diproduksi oleh rumah produksi seperti Walt Disney Pictures & Pixar Animation Studios ini mengangkat tema kehidupan setelah kematian yang terinspirasi dari Festival El Dias Los Muertos. Festival El Dias Los Muertos adalah hari raya yang diperingati oleh seluruh masyarakat Meksiko sebagai hari peringatan bagi orang-orang yang telah meninggal.

Film Coco (2017) dibintangi oleh banyak aktor dan aktris ternama seperti Anthony Gonzalez sebagai Miguel, Gael García Bernal sebagai Héctor, Benjamin Bratt sebagai Ernesto de la Cruz, Gabriel Iglesias sebagai Clerk, Jaime Camil sebagai Papa, Alanna Ubach sebagai Imelda Rivera,Ana Ofelia Murguía sebagai Mama Coco dan masih banyak lagi. 

SINOPSIS

Film Coco (2017) bercerita tentang Miguel Rivera (Anthony Gonzalez), seorang anak berusia 12 tahun yang tinggal bersama neneknya bernama Mama Coco (Ana Ofelia Murguia). Mereka tinggal di sebuah desa kecil di Meksiko. Saat Mama Coco kecil, ia tinggal bersama sang ibu, Mama Imelda Rivera (Alanna Ubach). Saat itu, musik masih sangat dilarang dalam keluarganya. Namun, kini sang cucu justru diam-diam bermimpi menjadi musisi seperti Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt), seorang bintang film dan penyanyi yang populer pada era Mama Imelda. Suatu ketika, Miguel mencoba memasuki makam Ernesto dan mencuri gitarnya untuk digunakan dalam sebuah pertunjukan bakat. 

Anehnya, ketika Miguel memetik gitar, ia menjadi tidak terlihat oleh semua orang di tempat pertunjukannya. Ia hanya bisa melihat dan dilihat oleh anjingnya serta kerabat yang sudah meninggal dunia. Para mendiang kerabat ini sedang berkunjung dari Negeri Orang Mati atau Land of the Dead untuk berlibur. Mereka kemudian membawa serta Miguel ke alam mereka, membuatnya mengalami banyak kejadian dan petualangan seru yang harus ia lewati. Kemudian ketika ia telah melewati banyak kejadian dan petualangan seru, Miguel menyuruh Mama Coco menyanyikan lagu Remember Me yang dulu sering dinyanyikan oleh Papa Coco saat Coco masih kecil.

ANALISIS BERDASARKAN SEMIOTIKA

Pada scene awal kita diperlihatkan banyak gantungan yang bergantung disepanjang jalan. Gantungan berwarna warni ini diartikan sebagai Papel Picado & Pinata. Papel Picado & Pinata adalah sebuah hiasan yang ada pada Festival El Dias Los Muertos. Papel Picado adalah kerajinan dekoratif tradisional Meksiko yang dibuat dengan memotong desain rumit menjadi lembaran kertas tisu.

Pada scene ini, terdapat tulisan yang terpaku di sebuah kayu yang bertuliskan”Alebrijes”. Alebrijes adalah sebuah seni kerajinan yang terbuat dari kawat dan kardus. Alebrijes adalah seni yang lahir pada Tahun 1936 dari kepala seniman Meksiko Pedro Linares López. Alebrijes digambarkan sebagai seni mencampurkan bentuk hewan yang berbeda dengan jenis ajaib lainya, dan yang membuatnya unik adalah bentuk dan warna khusus dari figur figurnya, dan  keindahan masing masing bagian.

Pada scene ini terdapat seorang pria bernyanyi memakai kostum charro sambil bermain gitar. Kostum Charro adalah pakaian koboi Meksiko dari negara bagian Jalisco. Kostum charro terdiri dari jaket sepanjang pinggang, dasi kupu-kupu, celana pas, sepatu pendek, dan sombrero yang lebar bertepi. Kostum ini biasa dikenakan oleh para Mariachis. Dan Mariachi adalah genre musik yang berasal dari abad ke-18 dan berkembang dari waktu ke waktu di pedesaan berbagai daerah di Meksiko barat, musik ini terdiri dari setidaknya dua biola, gitar, gitar (gitar bass besar), terompet dan vihuela

Pada scene ini terdapat banyak orang yang berkumpul di pemakaman serta membawa bunga dan lilin untuk ditaruh diatas nisan. Hal ini menunjukkan adalah suatu hari raya yang diselenggarakan oleh masyarakat Meksiko. Hari tersebut dinamakan Día de Muertos, Día de Muertos adalah hari perayaan dimana keluarga mengingat dan menghormati orang yang mereka cintai yang telah meninggal. Masyarakat Meksiko percaya bahwa selama hari Día de Muertos, roh-roh mereka yang telah meninggal kembali mengunjungi keluarga dan orang-orang yang mereka cintai yang masih hidup. Keluarga membuat sebuah Ofrenda (altar) yang penuh dengann bunga marigold, papel picado, permen Calaveras, foto keluarga yang sudah meninggal beserta makanan yang disukai oleh orang tersebut semasa hidupnya dan semua ini dibuat dan diyakini untuk mengundang roh orang yang kita cintai kembali mengunjungi keluarga.

Pada scene ini ditunjukkan sebuah tempat bernama The Land of the Dead. The Land of the Dead adalah tempat singgah bagi orang yang telah meninggal. Dalam cerita rakyat Meksiko, orang-orang dapat melanjutkan hidupnya di sini setelah mereka meninggalkan the Land of the Living (dunia nyata). Mereka akan terus berada di tempat ini selama orang yang hidup masih mengingat mereka. Jika tidak, mereka akan hilang menjadi memori dan pergi ke the Final Death.

Pada scene ini, Miguel memperkenalkan keluarganya kepada adiknya yang masih kecil. Dan tempat tersebut dinamakan Ofrenda (altar). Ofrenda (altar) merupakan konstruksi pribadi dari perayaan keluarga yang intim atau altar yang dibangun di atas makam di pemakaman. Ofrenda biasanya dibangun di rumah – rumah sebagai zona selamat datang untuk roh keluarga yang sudah meninggal saat kembali, ada juga yang membangun ofrenda kecil di kuburan yang sebelumnya telah dibersihkan, disapu, dan dihias. Menurut kepercayaan masyarakat Mexico Ofrenda juga harus memenuhi empat elemen yaitu; tanah, udara, air dan api. Masyarakat Mexico mempunyai keyakinan bahwa setiap leluhur memiliki kenangan yang harus diturunkan kepada generasi penerus mereka sedini mungkin. Biasanya cerita mengenai leluhur ini akan diturunkan sedini mungkin sejak umur 6 tahun sehingga mereka dapat menggambarkan sendiri apa yang terjadi kepada leluhur mereka dan bagaimana cara mereka menghormatinya dengan menaruh foto di Ofrenda.

ULASAN

Menurut saya, Film Coco (2017) memberikan kita pelajaran bahwa sebetapa pentingnya keluarga untuk diri kita sendiri dan tetaplah yakin kepada impianmu. Hayo, setelah membaca analisis film Coco (2017), apakah kamu tidak sabar untuk melihatnya? Jangan lupa untuk bagikan pendapatmu tentang film ini, ya! See you


Rating saya untuk film ini 9/10


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film : Everything Everywhere All At Once (2022)